Syahdan ada seorang yang sakti dan bijaksana bosan dengan sifat manusia yang aneh,yaitu sangat suka fanatik pada sesuatu yang diyakininya, kemudian membentuk organisasi massa, dilengkapi baju seragam dengan tanda pengenal. Awalnya semuanya berjalan damai dan baik, semuanya berteriak gembira :hidup demokrasi, bagus demokrasi.
Tetapi kemudian sedikit demi sedikit mulai membuat masalah, misalnya hanya menuliskan namanya besar besar dalam bendera raksasa, berpawai di jalan-jalan sambil berteriak dan megibarkan panji-panjinya supaya orang yang berbeda pendapat mau ikut bergabung dengannya.
Kemudian ada seorang yang sakti dan bijaksana memutuskan untuk membuat pencerahan kepada manusia yang mempunyai sifat aneh itu agar bisa menertawakan dirinya sendiri. Seorang sakti yang bijaksana itu menciptakan topi yang besar, yang sebelah kanan berwarna biru yang menyala, sebelah kiri berwarna merah yang cerah, sisi depan warna kuning gemerlap,sisi belakang warna transparan putih.
Lalu dia pergi ke suatu jalan yang ramai dan memunculkan diri dengan kesaktiannya sehingga semua orang takjub melihatnya. Berbadan bersinar mengenakan topi besar tersebut,dan berjalan menyusuri jalan tersebut, membuat orang yang menyusuri jalan berhenti dan terperangah untuk memandangnya. Kemudian seorang sakti tersebut mendadak lenyap hilang begitu saja.
“Aku melihat Pemimpin yang Bijaksana, aku melihat Pemimpin yang adil dan sakti”, semuanya dipenuhi kegembiraan dan suka cita. Kemudian seseorang yang ada dikanan jalan itu memandang dengan heran sambil berkata,”Betapa agungnya Ia datang dengan topi Biru nya “. Orang yang ada di kiri jalan memandangnya dengan takjub,” Ia tidak bertopi biru, tapi memakai topi merahnya”. Orang yang sedang berpapasan dengannya terpesona berkata “Bukankah Ia bertopi kuning!”, dan orang yang dilewatinya tertegun menyahut “ Dia tidak memakai topi,tapi rambutnya rapi dan bersih”.
Perbedaan pendapat itu berlangsung terus menerus sehingga masing-masing pihak membangun tembok, mengejek menyindir dan saling memfitnah, lalu seorang sakti dan bijaksana itu muncul kembali,tetapi dengan jalan yang berlawanan arah dengan sebelumnya dan kemudian kembali menghilang.
Sekarang semua orang saling memandang kebingungan, dan orang yang dikanan jalan berkata,” Ternyata anda benar,Ia bertopi merah!” tapi orang yang di kiri jalan berkata,” tidak ,saya yang salah melihat,mohon maaf,dia memakai topi biru!”. Dan orang yang sekarang berpapasan dengan malu berkata, “Ia memakai topi kuning, maafkan kami”!, dan yang ganti dilewati berkata,”Ternyata dari belakang sama dengan kita mempunyai rambut rapi dan bersih,maaf”!.
Pada saat itu semuanya bingung, tidak tahu harus bertengkar atau berdamai. Lalu seorang sakti dan bijaksana itu muncul kembali, dan kali ini ia berdiri ditengah jalan, berputar kekiri lalu kekanan, kemudian kembali lenyap. Dan semua orang pun akhirnya tertawa sampai menitikkan air mata dan berangkulan,kemudian semuanya berbisik"Sebenarnya yang terpenting bukan warna topinya..., tapi kesaktian dan kebijaksanaannya"!.


Semoga cerita ini akan meniupkan kesegaran berfikir bagi masyarakat yang saat ini dilanda oleh konflik bernuansa politik seolah kehabisan akal untuk menyelesaikan. Amin
|
This entry was posted on 09.27 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 komentar: