Pemberitaan Media massa sering mengulas tentang konflik antara masyarakat dan pemerintah antara lain tentang masalah- masalah pembangunan, kebijakan pemerintah yang kurang responsible, Mis komunikasi yang terjadi pada masyarakat , transparansi pertanggung jawaban keuangan pemerintah, yang pemberitaannya cenderung kurang obyektif dan selalu negatif.
Dari kenyataan yang ada, penulis sering bertanya – tanya ,kenapa hal ini sering terjadi, apa ada yang salah, apa penyebabnya dan yang terpenting adalah
apa solusinya?.
Dalam teori – teori yang populer ,penyebab konflik adalah:

o Adanya beberapa kekuatan besar yang saling bertentangan.

o Perbedaan persepsi yang diabaikan.

Kekuatan – kekuatan besar tersebut adalah eksekutif, legislatif ,yudikatif dan masyarakat ( Stake holder yang terdiri dari komunitas – komunitas sosial, pelaku usaha dan masyarakat itu sendiri ). Tentu saja kekuatan- kekuatan tersebut mempunyai kepentingan – kepentingan sendiri-sendiri.
Perbedaan persepsi atau yang populer diartikan sebagai beda sudut pandang , sebenarnya tergantung dari tingkat pendidikan dan wawasan untuk memahami , yang tentu saja berbeda –beda dalam masyarakat. Dari persepsi inilah timbul opini yang akan berkembang di masyarakat, bisa positif atau negatif serta kondusif atau destruktif. Untuk memahami persepsi , ada baiknya kita menelaah cerita lama tentang 4 orang buta dan seekor gajah.
Dikisahkan 4 orang buta yang ingin mengetahui tentang gajah, orang buta yang pertama hanya meraba ekornya , sehingga ia beranggapan bahwa gajah adalah sebuah tali. Orang buta yang kedua hanya meraba kakinya, sehingga ia beranggapan bahwa gajah adalah sebatang pohon. Orang buta yang ketiga hanya meraba perutnya, sehingga ia beranggapan gajah adalah sebidang papan. Orang buta yang keempat hanya meraba belalainya, sehingga ia beranggapan gajah adalah seekor ular. Tentu saja setelah ditanya tentang, apa gajah itu ?, keempat orang buta itu menjawab berlainan. Hal inilah yang menggambarkan bagaimana perbedaan persepsi itu terjadi. Solusi agar tidak ada perbedaan persepsi pada 4 orang buta tersebut, maka 4 orang buta tersebut harus diberi gambaran bahwa seekor gajah adalah binatang besar yang mempunyai ekor seperti tali, badan yang lebar seperti papan ,kaki yang kokoh seperti pohon dan belalai panjang seperti ular, sehingga ke 4 orang buta tersebut mengetahui gambaran utuh seekor gajah.
Penyelesaian konflik yang terjadi dimasyarakat memang memerlukan kearifan dan niatan yang baik ( Good will ) untuk menyelesaikannya. Pada umumnya penyelesaian konflik adalah :

o menang – kalah,

o menghindar – menang

o menang – menang.

Demi kearifan lokal tentu saja penyelesaian menang – menang ( Win – win Solution ) adalah cara yang terbaik . Karena dalam penyelesaian solusi ini tidak ada pihak yang akan dirugikan dan dikalahkan. Sebenarnya cara menang – menang
( Win – win Solution ) penggambarannya sangat sederhana , andai didalam rumah kita ada seekor laba – laba. Solusi menang - kalah adalah dengan membunuh laba – laba tersebut, sedangkan solusi menghindar – menang adalah karena kita jijik dengan laba – laba tersebut maka laba - laba tersebut kita biarkan dirumah kita sehingga mengganggu pemandangan dirumah dan laba- laba tersebutlah yang menang. Solusi menang – menang ( Win – win Solution ) adalah dengan mendorong ( menghardik, memberi umpan makanan ) ke laba – laba agar masuk ke sekrop, dan meletakkan laba - laba tersebut ke luar rumah. Tentu saja rumah kita akan terhindar dari laba – laba dan serangga tersebut akan kembali ke habitatnya. Tidak ada yang dirugikan dalam solusi ini, kita dan laba – laba tersebut sama – sama menang.
Penyelesaian konflik dengan cara menang – menang ( Win – win Solution ) tidak semudah membalik telapak tangan, hal ini memerlukan waktu,tenaga dan pikiran. Tetapi dengan niatan baik dan keraifan kita pasti dapat melaksanakan , untuk hal – hal yang cukup mendesak lebih arif jika kebutuhan masyarakat didahulukan, sambil menunggu proses penyelesaian menang – menang ( Win – win Solution ).
|
This entry was posted on 05.26 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 komentar: