Kata orang-orang bijak untuk kemajuan suatu daerah ,saat ini yang mendesak dan utama adalah peningkatan sumber daya manusia.
Pastinya proses mencerdaskan manusianya, antara lain: Sekolah, formal dan non formal,pengasuhan keluarga dll.
Alhamdulilah,untuk Dana Pendidikan 2009 20% dari APBN. Khan sudah baik tho Leek ???????
Semuanya itu perlu dukungan dari semua pihak agar berhasil.Ya Pemerintah ya masyarakatnya.
Kesinambungan keberhasilan untuk kemajuan daerah, yang pertama Goodwill Pemerintah ( Khan 2009 dana pendidikan 20% APBN), SDM Aparatur Pemerintah ( Sekarang sdh banyak PNS Sarjana bahkan S2-S3 ), yang tak kalah penting adalah masyarakat ( Stake holdernya). Khan jadi mubazir dan muspro kalau semuanya sudah mendukung, eee masyarakatnya yang tidak mau diajak berubah untuk maju????
Untuk Di Banyuwangi, Kemajuan daerah bisa lancar dan sesuai RPJMD, Jika semua Elemen Pemerintah dan Masyarakat hubungannya harmonis ( komunikasi yang kondusif, tidak saling mencurigai,tidak saling mencari kesalahan satu dengan yang lain antar elemen Pemerintah dan masyarakat, toleransi yang proporsinal ). Sebetulnya kelihatanya sepele dan mudah khan ?
Tapi tergantung dari diri kita masing-masing ,,, wong yang mendasari keinginan untuk mengumbar egosentris kita motifnya macam-macam. Ada yang cari nafkah dengan cara menghasut, intimidasi dll. Belum lagi yang adigang-adigung mentang-mentang Rumangsa paling pinter.
Tapi lama-kelamaan masyarakat yang menonton dan selalu waspada, bosan dan muak ........ lha orangnya ya itu itu saja yang berfikiran negatif (negatif thingking).
Tapi, kita yakin pasti Banyuwangi suatu saat akan maju dan cemerlang, Seperti saat jaman Blambangan Bre Wirabhumi sampai Macan Putih TawangAlun, Amin Amin Amin Ya Robalalamin
Teknologi Digester Biogas Sebagai Pengganti Bahan Bakar Minyak
Yunus Kurniawan
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI
ABSTRAK
Pengurangan subsidi minyak tanah yang disusul dengan pengalihan pemakaian minyak tanah ke pemakaian bahan bakar gas menjadi problem ekonomi yang sangat membebani bagi masyarakat. Teknologi Digester Biogas merupakan sumber energi alternatif yang bisa diterapkan bagi masyarakat. Teknologi alternatif energi ini bisa dikembangkan di sentra-sentra peternakan, mengingat kotoran hewan sebenarnya bisa dimanfaatkan secara optimal dan dari sisi lain dapat mengganggu lingkungan bila tidak dikekola dengan baik. Teknologi Alternatif ini sebenarnya sudah lama berkembang, namun di Indonesia aplikasinya masih belum dikembangkan secara luas. Beberapa kendala antara lain: kurangnya tenaga technical axpertise , biaya instalasi yang mahal, design kontruksi yang belum populer. Saat ini mulai dikembangkan digester (reaktor biogas)dengan pengumpul gas dari palstik di Jawa Barat dan sebagian Jawa Timur. Biogas yang dihasilkan untuk sumber energi kompor gas , sebagai energi untuk penerangan dan yang terakhir untuk pembangkitan listrik dalam sekala masih terbatas.
DISKRIPSI
Energi biogas sangat potensial dikembangkan, karena bahan pengisi digester (kotoran ternak) melimpah di sentra - sentra peternakan, peningkatan kebutuhan susu yang dibaregi dengan kebutuhan daging di Indonesia telah merubah pola agribisnis peternakan kecil menjadi menengah. Dengan teknologi alternatif ini diharapkan masyarakat akan tertarik untuk beralih dari pemakaian minyak tanah ke biogas yang lebih murah, efisien dan ekonomis.
Proses pembuatan biogas adalah proses fermentasi kotoran ternak secara anarobic digestion ( fermentasi oleh bakteri dalam ruangan tanpa oksigen ), sehingga menghasilkan gas methana. Pada umumnya reaktor yang banyak dipakai untuk mengasilkan biogas adalah jenis terapung ( floating dome), dan jenis kubah ( fixed dome). Menurut hemat penulis ,di Indonesia yang beriklim tropis sebaiknya memakai jenis digester kubah . Hal ini dengan alasan karena pembentukan gas methana sangat dipengaruhi oleh suhu yang stabil ( jenis kubah menjamin kestabilan suhu kamar ).
Biogas adalah gas yang dihasilkan dari proses penguraian bahan-bahan organik
oleh mikroorganisme pada kondisi tanpa oksigen (anaerob).
Komponen Biogas :
o ± 60 % CH4 (metana)
o ± 38 % CO2 (karbon dioksida)
o ± 2 % N2, O2, H2, & H2S
Biogas dapat dibakar seperti LPG, dalam skala besar biogas dapat
digunakan sebagai pembangkit energi listrik, sehingga dapat
dijadikan sumber energi alternatif murah yang ramah lingkungan dan terbarukan.
Kesetaraan biogas dengan sumber energi lain adalah dalam1 m3 Biogas setara dengan:
• 0,46 kg LPG
• 0,62 liter Minyak tanah
• 0,52 liter Minyak solar
• 0,80 liter Bensin
• 3,50 kg Kayu bakar
Setiap 1 ekor ternak sapi/kerbau
dapat dihasilkan + 2 m3 biogas per hari.
IDENTIFIKASI
Banyuwangi sebenarnya mempunyai potensi peternakan yang signifikan untuk dikembangkan guna mendorong ekonomi daerah,yang akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Sentra-sentra peternakan dibanyuwangi yang menjadi prioritas untuk dikembangkan, menurut penulis adalah Kecamatan Wongsorejo,
Kecamatan Kalipuro dan Kecamatan Rogojampi. Prioritas pengembangan peternakan di kecamatan- kecamatan ini disebabkan faktor tiga besar dalam jumlah ternak sapi potong di daerah Banyuwangi.
Dalam pemanfaatan teknologi Digester Biogas di Banyuwangi, penulis terinspirasi teknologi Digester (Fixed Dome) dengan colector gas dari bahan palstik. Dengan pertimbangan :
o Design product yang sederhana
o Production cost yang relatif terjangkau.
o Product delivery yang mudah ke daerah –daerah terpencil.
o Product Plant yang sesuai dengan rumah tangga di pedesaan.
o Maintenance Product yang mudah,tanpa keahlian khusus.
TO BE CONTINUED
Yunus Kurniawan
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI
ABSTRAK
Pengurangan subsidi minyak tanah yang disusul dengan pengalihan pemakaian minyak tanah ke pemakaian bahan bakar gas menjadi problem ekonomi yang sangat membebani bagi masyarakat. Teknologi Digester Biogas merupakan sumber energi alternatif yang bisa diterapkan bagi masyarakat. Teknologi alternatif energi ini bisa dikembangkan di sentra-sentra peternakan, mengingat kotoran hewan sebenarnya bisa dimanfaatkan secara optimal dan dari sisi lain dapat mengganggu lingkungan bila tidak dikekola dengan baik. Teknologi Alternatif ini sebenarnya sudah lama berkembang, namun di Indonesia aplikasinya masih belum dikembangkan secara luas. Beberapa kendala antara lain: kurangnya tenaga technical axpertise , biaya instalasi yang mahal, design kontruksi yang belum populer. Saat ini mulai dikembangkan digester (reaktor biogas)dengan pengumpul gas dari palstik di Jawa Barat dan sebagian Jawa Timur. Biogas yang dihasilkan untuk sumber energi kompor gas , sebagai energi untuk penerangan dan yang terakhir untuk pembangkitan listrik dalam sekala masih terbatas.
DISKRIPSI
Energi biogas sangat potensial dikembangkan, karena bahan pengisi digester (kotoran ternak) melimpah di sentra - sentra peternakan, peningkatan kebutuhan susu yang dibaregi dengan kebutuhan daging di Indonesia telah merubah pola agribisnis peternakan kecil menjadi menengah. Dengan teknologi alternatif ini diharapkan masyarakat akan tertarik untuk beralih dari pemakaian minyak tanah ke biogas yang lebih murah, efisien dan ekonomis.
Proses pembuatan biogas adalah proses fermentasi kotoran ternak secara anarobic digestion ( fermentasi oleh bakteri dalam ruangan tanpa oksigen ), sehingga menghasilkan gas methana. Pada umumnya reaktor yang banyak dipakai untuk mengasilkan biogas adalah jenis terapung ( floating dome), dan jenis kubah ( fixed dome). Menurut hemat penulis ,di Indonesia yang beriklim tropis sebaiknya memakai jenis digester kubah . Hal ini dengan alasan karena pembentukan gas methana sangat dipengaruhi oleh suhu yang stabil ( jenis kubah menjamin kestabilan suhu kamar ).
Biogas adalah gas yang dihasilkan dari proses penguraian bahan-bahan organik
oleh mikroorganisme pada kondisi tanpa oksigen (anaerob).
Komponen Biogas :
o ± 60 % CH4 (metana)
o ± 38 % CO2 (karbon dioksida)
o ± 2 % N2, O2, H2, & H2S
Biogas dapat dibakar seperti LPG, dalam skala besar biogas dapat
digunakan sebagai pembangkit energi listrik, sehingga dapat
dijadikan sumber energi alternatif murah yang ramah lingkungan dan terbarukan.
Kesetaraan biogas dengan sumber energi lain adalah dalam1 m3 Biogas setara dengan:
• 0,46 kg LPG
• 0,62 liter Minyak tanah
• 0,52 liter Minyak solar
• 0,80 liter Bensin
• 3,50 kg Kayu bakar
Setiap 1 ekor ternak sapi/kerbau
dapat dihasilkan + 2 m3 biogas per hari.
IDENTIFIKASI
Banyuwangi sebenarnya mempunyai potensi peternakan yang signifikan untuk dikembangkan guna mendorong ekonomi daerah,yang akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Sentra-sentra peternakan dibanyuwangi yang menjadi prioritas untuk dikembangkan, menurut penulis adalah Kecamatan Wongsorejo,
Kecamatan Kalipuro dan Kecamatan Rogojampi. Prioritas pengembangan peternakan di kecamatan- kecamatan ini disebabkan faktor tiga besar dalam jumlah ternak sapi potong di daerah Banyuwangi.
Dalam pemanfaatan teknologi Digester Biogas di Banyuwangi, penulis terinspirasi teknologi Digester (Fixed Dome) dengan colector gas dari bahan palstik. Dengan pertimbangan :
o Design product yang sederhana
o Production cost yang relatif terjangkau.
o Product delivery yang mudah ke daerah –daerah terpencil.
o Product Plant yang sesuai dengan rumah tangga di pedesaan.
o Maintenance Product yang mudah,tanpa keahlian khusus.
TO BE CONTINUED