Pada waktu yang belum lama ini,terdengar ataupun kita baca di harian surat kabar, jalan -jalan di Kabupaten Banyuwangi , ditanami pisang dan diberi tanda yang bersifat protes :jalan harus diperbaiki !

Memang benar kalau kita lihat dengan jujur , banyak jalan kabupaten yang rusak, walaupun yang rusak tidaklah rusak total. Melihat kondisi seperti ini ,apa ya menyelesaikan masalah ?. kalau elit politik dan tokoh masyarakat hanya bisa menyalahkan ( bisanya hanya sekedar maido kata orang jadul, mbah-mbah kita dulu )
Adapun Aparat Yang berwenang dan berkompeten juga saling lempar lemparan siapa yang paling bertanggung jawab atas kerusakan jalan itu . Ternyata memang ,dalam menyelesaikan masalah ini ndak gampang?
Lha wong mindsetnya saja belum dirubah, pemikiran untuk menyelesaikan masalah juga masih cara lama.

Ada benarnya juga sih kata orang -orang Luar negeri(wong Londo),tentang kebiasaan kita untuk menyelesaian masalah. Kita masih berkutat dalam penyelesaian masalah adalah dengan berfikir apa yang harus kita lakukan (what can be ), tetapi masih belum berfikir tentang apa permasalahannya ( what is it ). sehingga terjadi jumping problem solving atau penyelesaian masalah yang tidak tuntas.
Dari Kasus saling lempar - melempar kesalahan tersebut, seharusnya kita harus cari dulu akar permasalahannya ,
ya itu tadi what is it nya.
Yang ber hubungan dengan problema jalan raya di Banyuwangi itu siapa saja sih sebenarnya ?.
Ya tentu saja pertama Pemerintah,Termasuk Dinas Kimpraswil ( Yang merawat, yang memperbaiki dan sekaligus membuat perencanaan ), Dinas Perhubungan ( yang mengatur fungsi dan manfaat jalan dll )dan Kepolisian yang menegakkan hukum agar semua pengguna jalan mematuhi hukum yang berlaku. Itu dari subyek Pemerintah, Terus dari pengguna Jalan (masyarakat) apa ya tidak dianggap penting?. Justru Inilah yang kita cermati dalam penyelesaian masalah tersebut tidak gampang?